TULISAN 17
semerbak harum kembang kopi
membuka kabut pagi
yang menyelimuti pelataran bukit
serupa ikal mayang rambut semesta
menyentuh tepian pipi anak dara
lalu, sekejap mata kau urai
hingga nampak pesona jenjang pualam
saat mentari membuka kelopaknya
tanpa jeda lentik jemaripun perlahan
mengaduk patahan ranting di cangkir hari
hitam pekat manis terkecap
mutualisme gerak bibir dan kristalisasi rasa
geletar halus daun waru
dipelukan kopi dan ikat rambutmu
; aku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar