Senin, 02 April 2012

Kasmaran Niskala

TULISAN 16

Sayang…
Mestinya tak kuturuti rayuanmu,
mengikuti ujung terjauh gaunmu.
Jika ternyata itu hanya bayangan yang menggiringku
melintasi semak belukar,
menebas kegetiran
dan memerangi kedunguan.
Sementara jiwaku
berada dalam kebutaan
dan
yang kutemukan wujudmu terbatasi puluhan dinding-dinding kaca serta harapanku terbentur
di batas angan-angan.
Sayang…
Seharusnya memang tak usah
ku jemput panggilanmu,bahkan satu pun bintang tak semestinya kupetik dan kupersembahkan untukmu.
Jika hanya sejuta kemungkinan yang terselip di bibir manismu kemudian menjadi sembilu yang dengan garang merobek ulu hatiku.
Aku mendengar lirih ketukan jemarimu pada pintu kalbuku,
tanpa kata juga salam
dan hanya nuansa bisu kutemukan dalam keabstrakanmu.
Apa kau lihat darah menoreh di wajahku,
seperti tumbal aib kegilaan. Kepalaku bertengadah tertindih tambun beban ingatan yang senantiasa menjurus pada gambaranmu di kubah cakrawala.
Namun kini aku tahu,
bahwa kau hanya ingin
menuang anggur dalam hening cangkir kesendirianku,
membiarkanku hanyut kepayang lalu mengacuhkanku dalam kesombonganmu.

Puisi ini bersumber dari : http://www.gudangpuisi.com/2012/04/kasmaran-niskala.html#ixzz1qtxKfSB5
Blogger yang beretika selalu menampilkan sumbernya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar